AUDIO

Putri Laras dan Sepatu Impian

Pemenang Hiburan Lomba Menulis Dongeng Anak Nusantara Bertutur 2014


“Tok... tak... tok... tak...” bunyi sepatu Laras.

Ia sedang mencoba sepatu baru. Wow, sepatu itu indah sekali. Terbuat dari kaca dihiasi permata berkilauan. Sudah lama Laras menginginkan sepatu kaca seperti yang dimiliki putri lainnya.

“Ayah, sepatu kaca sedang musim, lho. Putri Ayu.. Kamila.. semua sudah punya,” rajuk Laras pada ayahnya.

“Kenapa enggak pakai rambutan saja, kan sedang musim?” goda ayahnya, Sultan Aji Saka.

Sultan Aji Saka, penguasa salah satu Keraton Nusantara. Walaupun kaya raya, ia tak pernah memanjakan putrinya. Tak semua keinginan dikabulkan. Laras dididik hidup sederhana.

Karena ayahnya tak juga mengabulkan, akhirnya Laras menabung sendiri. Impiannya memiliki sepatu impian semakin membuncah karena setiap tahun diadakan acara pesta amal para putri.

Ia tersenyum lebar, sepatu impian akhirnya terbeli tepat pada waktunya.

“Besok aku akan pakai sepatu baru!” Laras tertawa riang. Ia membayangkan penampilannya esok di pesta.

“Tok... tak... tok... tak...”

Itu suara sepatu Laras. Dengan langkah riang, ia memasuki ruangan pesta. Semua mata memandang.

“Wow, sepatumu cantik,” seru Putri Ayu.

Laras berkedip-kedip senang. Lalu, Laras berkeliling menemui teman-temannya. Sambil pamer sepatu, tentu saja.

Acara pesta amal kali ini bertajuk: “Menolong Korban Bencana Alam”. Ditayangkan liputan TV tentang korban banjir di bagian selatan negeri. Rumah dan sekolah yang hancur. Anak-anak yang kelaparan dan kedinginan.

Mata Laras berkaca-kaca melihat semua itu. Air matanya semakin deras ketika melihat seorang gadis menjinjing sepatu yang menganga lebar.

“Kenapa sepatumu, Nak?” tanya reporter TV.

Gadis cilik itu menjawab, “Terendam banjir, Kak. Tapi, aku takkan membuangnya. Kalau banjir surut, sepatu ini akan kupakai sekolah.”

“Dug!” hati Laras tertohok.

Spontan ia menarik kakinya dalam-dalam. Rasa malu menyeruak. Ketika pengumpulan dana, Laras berdiri paling dulu.

“Akan kusumbangkan sepatu kacaku!” serunya.

“Ya, sepatu ini akan kujual lagi. Harganya bisa untuk membeli seratus sepatu untuk anak-anak korban banjir,” kata Laras mantap.

Pulang dari pesta amal, Laras berjalan hanya memakai sandal.

“Hmmm... ngomong-ngomong, memakai sandal terasa lebih nyaman daripada sepatu kaca,” Laras tertawa lebar. Langkahnya terasa lebih ringan sekarang. Ia merasa bahagia bisa membantu anak-anak lain yang sedang mengalami kesusahan.

Pesan Moral: Hindarilah hidup bermewah-mewah dan pemborosan. Masih banyak saudara kita hidup berkekurangan dan membutuhkan uluran bantuan.
(Pemenang Hiburan Lomba Menulis Dongeng Anak Nusantara Bertutur 2014)
Karya: Tethy Ezokanzo